Madrasah Pertamaku Menjadi Seorang Ibu


 "Baginya, aku adalah madrasah pertamanya. Tapi bagiku,  dia adalah madrasah pertamaku untuk menjadi seorang Ibu"

Pernahkah dulu membayangkan betapa susahnya menyusui pertama kali untuk mengeluarkan ASI? Disedot diperas bak sapi perah?

Pernahkah dulu membayangkan bagaimana harus bangun tengah malam tak kenal jam dan begadang untuk menyusui atau mengganti celana anak karna berak atau kencing? 

Pernahkah dulu membayangkan bagaimana menghadapi rewelnya anak sementara perut keroncongan menahan lapar?

Pernahkah dulu membayangkan bagaimana harus menahan pipis sementara anak tak mau lepas dari gendongan dan sering menangis?

Dulu, aku hanya melihat dan mendengar cerita dari ibu-ibu. Tak pernah atau mungkin tak bisa aku membayangkan secara langsung bagaimana jerihnya mereka menjadi seorang ibu. Tepatnya, fikiran belum sampai sejauh itu.

Tak bisa tidak. ANAK ADALAH PRIORITAS! Saat ia menangis, naluri seorang ibu bekerja. Dengan segera semua pekerjaan tersingkirkan.

Dan sekarang aku mengalaminya. Saat itu terjadi, apa yang kemudian terbayangkan? Sungguh, betapa susahnya Ibu merawat kita dahulu (semoga senantiasa kita bisa berbakti kepada orang tua terkhusus Ibu).

Dia adalah bayi kecil yang membuatku belajar bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Ya! Anak pertama yang mengajariku banyak hal bagaimana kelak harus menghadapi adek-adeknya. Dia yg tiap kali di tatap akan membuat rasa sayang rasanya memuncak sudah hanya untuknya.

Tak bisa dipungkiri. Beradaptasi dengan keadaan dan kebiasaan baru skrang ini, cukup menguras emosi dan fisik. Pernah menangis kewalahan, sering pusing karna begadang, mata ngantuk harus dibuka lebar. Tapi, saat semua kembali tenang, bertanya kepada diri sendiri. Mengapa begitu cengengnya aku? Lalu, esok hari berusaha sebisa mungkin menjadi diri dan ibu yg lebih baik lagi buat dia.

Maafkan Ibumu yang masih belajar Nak, dan terimakasih sudah menjadi madrasah pertama bagiku untuk menjadi seorang Ibu.🥺

Semoga bunda mu Allah kasih kesabaran yang melimpah, kasih sayang yang tak tumpah-tumpah, jiwa raga dan fisik sekuat baja. Aamiinn..

Doa yang sama untuk semua Ibu dan yang bru belajar menjadi seorang Ibu. BIG HUG dari jauh🤗

Anakku, Rendra. Tulisan ini ku buat saat kau dalam gendongan. Ku beritahu ini agar kelak saat ku baca lagi tulisanku, aku akan tersenyum membayangkan keadaanku saat ini. Saat kau masih bayi dan sangat halus🥰😘.

Note: Ditulis saat lagi riewehnya menjadi ibu baru😃

7 komentar

  1. MasyaAllah, semoga dekbay tumbuh jadi orang yang hebat, bisa bikin bangga kedua orangtuanya...

    BalasHapus
  2. Menjadi ibu adalah proses belajar bagi perempuan untuk mendalami karakternya, mengubah sikapnya sehingga jadi ibu dan perempuan sekaligus dengan karakter yang jauh lebih baik. Ini tantangan kita bersama.

    BalasHapus
  3. Wa adeek, pasti perjuangan banget ya. Beruntungla kalau punya support system yang oke, suami, orangtua, mertua yang mengerti dan membantu tanpa banyak ini itu dramanya :))

    BalasHapus
  4. Nikmat banget ya mbak menjalankan peran baru sebagai seorang ibu. Udah ketemu sama tambatan hati seumur hidup selain suami.

    BalasHapus
  5. Aamiin yarabbal'alamiin
    Pengalaman adalah guru terbaik kita untuk menjadi ibu terbaik buat anak-anak....selsmat bahagia buat ibu muda.

    BalasHapus
  6. Semangat terus busui
    Betul namanya jadi ibu sampai kapanpun akan terus belajar, bertambah umur anak beda pula cara mendidiknya

    BalasHapus
  7. semangat jadi ibu dan siap juga belajar menjadi ibu yang baik buat anak-anak kita. semangat

    BalasHapus

Thanks udah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya. No SARA. Syukron Jazakallah..😊

Komunitas BRT Nerwork

Komunitas BRT Nerwork
Logo Komunitas BRT Network

Komunitas Mama Daring

Komunitas Mama Daring
Logo Mama Daring