Namaku Kasih, Lengkapnya Kasih Az-Zahra. Aku seorang
Mahasiswa di Universitas ternama di Kota Bengkulu. Aku ke Bengkulu dengan bekal
do’a dan dukungan dari kedua orang tua serta keluarga. Meski ekonomi keluarga
kami pas-pasan bahkan bisa dibilang tidak mampu, namun itu tak menyurutkan
niatku untuk mencari ilmu di kota yang katanya penuh dengan tantangan. Awalnya
memang aku kurang mendapat dukungan dari orang tua, namun karena aku
mendapatkan beasiswa, dan dengan susah payah aku memberikan penjelasan kepada
orang tua, akhirnya aku berangkat ke Bengkulu dengan modal nekat dan sedikit
uang pegangan untuk jaga-jaga.
Awal di kota, aku tinggal bersama dengan salah satu
kenalan dari ibu. Aku dititpkan disana selama kuliah. Awal rencana, memang
untuk selamanya. Namun pada suatu hari ada temanku yang namanya Cinta Alea
mengajakku untuk tinggal 1 kost-an denganya. Akhirnya aku pindah. Yaa sejak
saat itu aku menjadi sahabatnya Cinta. Kami melakukan berbagai hal bersama.
Susah senang selama menjadi anak kost-an kami rasakan berdua. Namun, kami
memiliki watak yang berbeda Cinta memiliki watak yang lembut, penyabar, dan rajin
Sedangkan aku, keras kepala, dan belajar cuma kalau ada tugas saja. Namun, aku
selalu berusaha menjadi pribadi yang makin hari makin membaik dengan dibantu
oleh Cinta.
Namun beriring waktu, sifat Cinta berubah. Ia sudah
bukan lagi seperti Cinta yang aku kenal dulu.sekarang bicaranya sering kasar
kepadaku, cuek, dan senyumnya yang selalu ia beri padaku, bahkan sekarang dapat
aku hitung berapa kali ia tersenyum lagi untukku.
Suatu hari…
“Cin, kamu ada kegiatan nggak hari ini?”
“Kenapa?”
“Kita ikut pengajian yookk.. itu di Masjid Agung
Muttaqin ada pengajian akbar yang menghadiri ustadz M.Arifin Ilham. Kamu mau,
Ya?
“Wahh…keren tu. Tapi maaf ,Kas. Aku gak bisa.”
“Loo.. kenapa?”
“Ah, kamu ini pengen tau aja urusan orang lain. Gak
usah kepo dech!”
Ketika Cinta udah bicara gitu, aku hanya diam. Aku
males berdebat denganya kali ini. Sudah gak terhitung lagi berapa kali kami
bertengkar. Dan akhirnya aku pergi ke pengajian sendiri tanpa ditemani Cinta.
Aku mulai berfikir, kenapa Cinta berubah yaa? Apa
aku ada salah? Terus dia selama ini kemana aja? Koq sering pulang malam? Ahh..
entahlah..
Aku mengikuti Tabligh Akbar ini dengan saksama. Materinya
menarik sekali, “Hijrah Hati, Hijrah Diri” pas banget seperti yang aku rasakan
saat ini. Namun, ketika aku lagi focus mendengarkan ustadz menyampaikan
Tausiahnya, tiba-tiba handphone didalam tas ku berdering. Nomor baru, Segera
aku angkat meski dengan suara yang dipelankan.
“Assalamualaikum..” sapaku
“Waalaikumsalam.. Kasih, kamu dimana?” aku mendengar
suara Cinta bertanya dengan terisak.
“Kamu kenapa, Ta?” Tanyaku penasaran
“Aku di rumah sakit, aku kecelakaan.”
Aku kaget dan setelah menanyakan dimana alamat rumah
sakitnya, aku langsung berangkat tanpa menunggu pengajian ini usai.
Bagaimanapun, cinta adalah sahabatku, meski akhir-akhir ini ia sering membuatku
kesal, tapi sekarang ia sangat membutuhkan aku.
“Astaghfirullah..Cinta.. kenapa bisa jadi seperti
ini?” Tanyaku cemas, ketika sampai di rumah sakit dan melihat kepalanya di
perban.
Namun, Cinta tak menjawab.. lalu aku melihat air
mata keluar dari pipinya. Aku berusaha memberi kekuatan pada Cinta. Aku
menggenggam tanganya. Aku tau pasti sekarang ia merasakan sakit. Beberapa menit
kemudian akhirnya Cinta bicara
“Maafkan aku, Ya, Kasih.. aku udah membuat kamu
cemas.” Ucap Cinta lirih.
“Iya, gx apa-apa.. yang penting sekarang kamu harus
sembuh. Oya, emang nya kamu kenapa kecelakaan? dan juga kamu pergi kemana, Ta?
Akhirnya Cinta menceritakan bahwa ia pergi menemui David,
lelaki yang pernah dekat dengan Cinta beberapa lama ini, namun Cinta tidak
pernah menceritakanya sedikit pun padaku. Cinta malu mengatakanya. Lalu Cinta
bercerita bahwa kedekatanya sudah mencapai 2 bulan, dan kemarin David WA bahwa
ia ingin ketemu. Ahh.. aku kesal sama Cinta ternyata ini yang membuatnya
berubah dan cuek sama aku. Karena lelaki.
Lalu Cinta melanjutkan ceritanya bahwa ia pergi
menemui David dan berfikir bahwa David akan mengungkapkan perasaanya. Ketika
Cinta dan David lagi makan bersama, tiba-tiba seorang wanita datang dan
menampar David. Wanita itu mengaku lagi hamil anaknya David. Persis seperti
Sinetron. Itulah yang membuat Cinta menjadi blank hingga akhirnya motor dia terserempet
oleh mobil dan Cinta kecelakaan.
Ah.. aku kesal sama Cinta. Tapi mau gimana lagi,
semua sudah terjadi.
“Kenapa Sich kamu gak mau jujur sama aku, Cinta?
Setelah terjadi seperti ini kamu baru mau cerita?. Batinku kesal. Yaa.. tentu
saja aku kesal. Dia selama ini cuek sama aku cuma gara-gara laki-laki yang gak
jelas itu. Laki-laki yang bukan siapa-siapanya Cinta. Bukan Suaminya. Belum
lagi aku kesal karena dulu Cintalah yang menasehatiku bahwa jangan mudah
tergoda dengan laki-laki. Tapi sekarang malah ia yang tergoda. Ah wanita..
perasaanmu lemah sekali.
Aku memeluknya dan berkata “Aku menyayangimu, Cinta.
Sebuah rasa sayang dari sahabatmu yang tak akan engkau dapatkan dari laki-laki
itu. Aku kecewa sama kamu, tapi percayalah aku akan selalu menjadi sahabatmu.
Mulai sekarang jangan ada lagi rahasia diantara kita kalau kamu menganggap aku
sahabatmu.” Ucapku pada Cinta.
Cinta membalas pelukanku dengan erat sambil berkata
“Aku minta maaf, Kasih.. aku tak akan mengulanginya lagi.”
Kami sama-sama meneteskan air mata. Persahabatan
yang telah kami bangun bersama jangan sampai rusak karena laki-laki yang bukan
siapa-siapanya kami.
Yaa.. cinta kami murni. cinta dari sahabat dan untuk
sahabat, cinta dengan berlandaskan cinta kepada Allah. Cinta untuk saling mengingatkan
kala lupa. Cinta yang selalu menasehati dalam kebaikan. Cinta untuk saling
memotivasi agar sama-sama maju. Agar sama-sama menjadi orang yang dicintai oleh
Sang Maha Cinta. Seperti Cinta Kasih terhadap Cinta. Cinta Tak mesti dengan
lelaki yang belum tentu menjadi suami kita, Tapi Cinta bisa untuk siapa saja.
Cinta, Aku mencintaimu karena Allah
Tidak ada komentar
Thanks udah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya. No SARA. Syukron Jazakallah..😊