Selamat Jalan Tamang (Nenek) Mah/Rahma

Foto diambil oleh suami yang saat itu ikut mengantar beliau ke peristirahatan terakhir 

Rasa tak percaya beliau telah pergi. 🥺

(Ditulis pada tanggal 26 Maret 2022 di Beranda FB lalu dipindahkan dan di edit kembali dalam Blog) 

Ini pertama kalinya aku menyaksikan secara langsung orang sakaratul maut hingga ia menutup mata dan berpulang. Sebelumnya tidak pernah. Mulai dari adek kandung sendiri, kakek kandung sendiri, hingga nenek kandung sendiri. 

Saat sampai di rmah sakit, aku langsung masuk ruang IGD. Besuk Tamang. Ku pijit tipis tangannya. Aku bertanya dengan keluarga yang di dalam. 

"Gimana kata dokter?"

"Dokter belum datang. Tapi kata perawatnya kritis."

Deg! Kritis? Astaghfirullah.. (Aku beristighfar dalam hati. Kritis adalah waktu yang rentan. Antara hidup dan mati) 

Ku lihat beliau masih bernafas dengan dipasangkan alat bantu oksigen, lalu aku mendekat dan berbisik di telinganya,  

"Mang, ini Nengsi Bini (istri) Irawan. Bawa istighfar, ya, Mang. Bawa sholawat. InsyaAllah Tamang cepat sehat." ucapku berusaha menularkan rasa optimis buat sembuh. 

Ku pegang tangannya. Terasa dingin dan pucat. Aku masih belum menyadari bahwa itu menuju detik-detik terakhir beliau pergi. Ku lihat layar monitor. Aku tak begitu mengerti tentang angka-angka disana yang terus berubah. Aku hanya taunya jika garis masih bergelombang, artinya beliau masih ada. Jika lurus brarti telah pergi. Itu pun karena dulu sering nonton sinetron. Hehe

Uncu Kiki (Menantu Tamang) menjelaskan tentang arti dari angka di monitor. Lalu aku berfokus ke angka tersebut yang makin tidak normal. Sementara Tamang Mas, fokus ke mulutnya yang kian perlahan mengantup. Sontak beliau histeris, 

"Mang, kenapa ini, Mang? Kenapa mulutnya makin ngantup? Mang? Mang!!," 

Teriaknya histeris sambil nangis. Ternyata baru kusadari, aku saat itu termenung. Ntah mungkin terlalu fokus dengan monitor sehingga tidak menggubris teriakan Tamang Mas. Dan semua perawat langsung mendekat. Otomatis langsung memacu jantungnya (Layaknya di dalam film).

Semua keluarga yang di luar pun masuk ke dalam IGD.

Satu-satunya foto yang sempat aku ambil (suasana di luar IGD saat semua keluarga menenangkan 'Anak' Sumarlin yang shock karena kepergian ibunya tercinta) 
Aku tertegun. Aku masih belum percaya itu detik-detik beliau pergi. Hal yang aku sesali kenapa tidak ku bisikkan saja, kalimat "Laa ilaa haillallah, Muhammadar Rasulullah?" Meski beliau tidak bisa mengikuti secara langsung, paling tidak kan, beliau bisa mengikuti dalam hati. Tapi itulah. Aku belum menyadari bahwa beliau akan pergi. Berharapnya beliau akan sembuh.

Hatiku makin tak karuan melihat anak lelakinya yang menangis sambil memanggil "Makk!!" (Anak Len menangis tak percaya).

Lelaki jarang sekali menangis. Tapi jika lelaki menjatuhkan air mata, itu artinya ia sedang dalam kesedihan besar. Ya! Anak mana yang tidak menangis saat ditinggal ibunya? 🥺

Aku benar-benar terpaku. Lalu larut pula dalam tangisan dan mendekat ke suami, "Yah, Tamang udah nggak ada. Monitornya udah garis lurus. Aku menyaksikan langsung detik-detik kepergiannya😭"

"Iya-iy!a" ucap suami mengelus pundakku. Berusaha menenangkanku. 

Ya Allah. Tamang Mah orang baik🥺🥺

 Jika di ingat-ingat lagi sekarang, aku seolah tak percaya bahwa beliau telah pergi. Rasa-rasanya beliau masih ada. Beliau adalah Nenek seperpupuan dengan Bak Mertua ku yang ramah banget. Sering nyapa aku atau Rendra, anakku kalau lewat depan rumah. Murah senyum juga. 

Kesan pertamaku saat bertemu beliau ketika 'seseruan'. Sebuah tradisi menjamu makan di rumah keluarga buat pengantin baru. Beliau senyum terus melihatku makan saat itu. Aku melihatnya sebuah senyum ketulusan.

Lalu beliau juga tegas. Desember lalu saat kami gagal mengundi nasib, tanpa banyak drama beliau bilang, "Adu, Tamang. Berarti ayin nasib kuti. De pule ndak dirupuki nihan. Adu awu! Tamang ndak balik. Nehenang lah!" pesannya ringkas.

Artinya, "Sudah, Ya. Berarti bukan nasib kalian. Tak perlu begitu di ratapi. Sudah, ya. Nenenk mau pulang. Tenang saja!"

Selamat jalan Tamang🥺 

Do'a terbaik buat Tamang. Kami semua kehilangan. Semoga Allah berikan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiinn.. 😇

1 komentar

  1. Terharu,. Semoga nek mah di tempat kn allah di surganya,.aminn

    BalasHapus

Thanks udah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya. No SARA. Syukron Jazakallah..😊

Komunitas BRT Nerwork

Komunitas BRT Nerwork
Logo Komunitas BRT Network

Komunitas Mama Daring

Komunitas Mama Daring
Logo Mama Daring