Hidupku dalam Tekanan, Apa yang Harus Aku Lakukan?

"Aku capek dengan semua ini, ntah kapan semua ini akan berakhir. Tak ada hal lain yang bisa aku lakukan selain bersabar. Demi anak. Berharap semua akan indah waktunya"

Yap! Itu adalah salah satu keluhan sekaligus penyemangat untuk seseorang yang sedang berada dalam tekanan. Tepatnya tekanan rumah tangga. Faktanya memang banyak orang-orang yang hidupnya tak lepas dari berbagai tekanan. Tekanan apa saja. Tekanan ekonomi, tekanan masyarakat, tekanan pekerjaan, tekanan akan tuntutan, tekanan akan psikologis, dll. 

Terkadang kita hidup tak lepas dari berbagai tekanan itu. Dan tekanan masing-masing kita berbeda-beda. Ada orang yang hidupnya sempit karena tekanan ekonomi. Habis nasi hari ini harus nyari lagi nasi buat makan besok. Beras habis sementara sementara sabun dan alat dapur yang lain habis bersamaan. Duh!  Pusinggggggg... 

Ada juga orang yang hidup dalam tekanan, karena keadaan yang memaksa. Aku dulu pernah mengalaminya. Saat tinggal di rumah orang demi melanjutkan pendidikan. Ingin banget rasanya bisa bebas seperti anak-anak yang lain. Bebas ikut ekskul tanpa takut pulang terlambat, bebas main tanpa khawatir piring belum di cuci atau rumah belum di sapu. Bebas bercerita tentang kegiatan sekolah tanpa merasa canggung atau terasing. Tapi nggak bisaaa! Jika sekali dua kali mungkin tuan rumah akan memaklumi. Tapi kalau berkali-kali? Ya siap-siap aja dapat kata-kata pahit yang buat makan tak enak, tidur tak nyenyak. Makin bertambahlah tekanan hati. Makin tak sehatlah jiwa kita. Huhuu

Maka beruntunglah orang-orang yang bebas dari berbagai macam tekanan. Hidupnya terasa ringan. Nggak ada tuntutan yang membuat dia terpaksa mengatakan "iya" padahal hatinya berkata "enggak". Ia bebas menentukan sikap. Ia bebas berekspresi tanpa takut di intimidasi. 

Baca juga: Semangat jaga prokes di tengah pandemi

Namun, bagaimana jika saat ini ada saudara kita dan bahkan diri kita sendiri (pembaca blog) ku yang sedang berada di fase "Di bawah tekanan"? Sebagai seseorang yang pernah menjadi alumni hidup dalam tekanan,  hehe.. Juga aku tau bagaimana rasanya jika hidup dalam tekanan, aku akan berbagi tips yang bisa teman-teman lakukan. Berharap tipsku ini sedikit bisa membantu dan mengurangi beban. 

  • Bicara (katakan apa yang kamu rasakan) 

Ya! Terkadang tanpa kira sadari, tekanan itu bisa dibuat oleh diri kita sendiri. Kita tidak bisa menyampaikan atau membicarakan apa yang terjadi kepada diri kita ke orang lain. Jadinya kita sendiri yang susah. Betapa banyak orang yang memiliki hubungan tak baik dengan orang lain karena miss komunikasi. Contohnya seseorang yang sedang bermasalah dengan suaminya. Ia harus merasakan hidup dalam tekanan suaminya yang mengharuskan dia begini dan begitu. Dia nurut aja padahal hatinya menolak. Nah,  disini mungkin adalah waktunya untuk kita bicara.

Katakan yang sebenarnya apa yang kamu rasakan. 

"Aku nggak bisa begitu. Aku bisanya begini. Aku maunya seperti ini. Bagaimana kalau menurutmu?". Nanti bisa dibicarakan dengan suami jalan tengahnya. Tentunya setelah bicara kita berharap semua menjadi lebih baik. Hubungan suami istri pun harapnya lebih harmonis. 

Baca juga: Menulis sebagai meditasi diri

Begitu juga tekanan pekerjaan. Katakan kepada atasan apa yang bisa kamu lakukan dan apa yang tidak. Tentunya sesuai porsi jabatanmu yaaa.. 

  •  Bersabar


Solusinya selanjutnya saat menghadapi tekanan adalah bersabar. Jika bicara tak didengarkan, sementara kita tetap ingin bertahan di keadaan itu atau di situasi itu, maka tentu kita mesti bersabar. Kalau saranku, bersabarlah sesuai porsi dan secara cerdas. Bukan bersabar tapi malah jadinya kita lemah atau bodoh. Bersabarlah hingga Tuhan akan melihat jerih payahmu. Bersabarlah hingga kau akan melihat pelangi setelah hujan, langit biru setelah mendung, dan bunga yang mekar padahal sebelumnya kuncup. Bersabarlah, lapangkan hati dan dadamu, hadapi semuanya dengan ikhlas. 

  • Mengadu pada Tuhan

Kita hidup tak bisa lepas dari Tuhan. Yang menciptakan kita, yang mengatur hidup kita. Kita mengimani bahwa Tuhan tau yang terbaik untuk kita. Memberi ujian sesuai porsi hamba-hambanya. Berdoalah, meminta ke Tuhan akan solusi atas permasalahan yang saat ini kita hadapi. Berdoa pada Tuhan agar kamu diberi kesabaran yang melimpah dan tak pernah lelah. Berdoalah agar kamu segera bebas dari tekanan yang membuat dadamu terasa sesak dan langkahmu terasa berat. Karena Tuhan akan mendengar setiap doa hambanya. 

  • Ambil sikap (buat keputusan) 

Tentukan arah kompas hidupmu sendiri

Sudah bicara, bersabar dan sudah berdoa, masih juga merasa dalam tekanan? Maka segeralah ambil sikap. Tentukan arah langkahmu sendiri. Tentukan kompas hidupmu sendiri. Dan tentunya juga jangan pernah ada penyesalan di kemudian hari. Ambil sikap, buat keputusan dan terimalah segala resiko yang ada. Karena, mau sampai kapan hidupmu di atur oleh orang lain? Mau sampai kapan langkahmu dibatasi oleh orang lain? Mau sampai kapan kebebasan berekspresimu diintimidasi? Ngomong udah, bersabar udah, berdoa udah. Maka ambil sikap buat keputusan. 

Bukankah Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum dia sendiri yang mengubah nasibnya? 

Nasibmu ada di genggaman mu, ada di sikapmu. Tapi selalulah libatkan Tuhan dalam segala urusan. 

  • Cuek dan tak perlu ambil pusing

Nah, kadang ada juga orang yang nggak bisa ambil sikap. Keadaan memaksa dia harus tetap bertahan. Ada yang ia fikirkan lebih panjang yang apabila ia ambil sikap pergi misalnya, anak-anaknya akan sengsara. Maka solusi terakhir dari aku adalah berusaha sebisa mungkin bersikap cuek. Kalau bahasa gaulnya, "Lo, Lo! Gue, Gue!"

Bersikap masa bodoh dengan orang. Orang biarlah sibuk dengan urusannya dan kita sibuk pula dengan urusan kita. Dimarahi atasan? Ya dengerin terus cuekin aja. Kasarnya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Anggap aja asam garam kehidupan. Tapi, kan, cuek is not good buat kinerja kita? Betulll... Tapi maksud ku cuek dengan omongannya yang kasar dan nyakitin hati. Tapi kalau ada nasehat atau saran yang ia berikan, ya ambil donk. Toh, buat diri kita sendiri. 

Baca juga: Love Yourself 

Akhirnya, aku berharap semua teman-teman terutama pembaca-pembaca ku ini selalu sehat. Sehat jiwa, sehat raga, dan sehat mentalnya. 

Menjaga kesehatan mental itu penting banget, loh, teman! Nggak kalah pentingnya dari menjaga kesehatan fisik. Karena ya percuma aja fisik sehat tapi mental sakit. Akhirnya berimbas ke kesehatan fisik juga donk lama-lama. Drop!

Oya, untuk info-info mengenai kesehatan mental lainnya, teman-teman bisa download aplikaso Riliv aja ya. Banyak banget beragam info yang bakal membantu kita terkait kesehatan mental. Namun bisa juga dengan klik link ini https://riliv.co

Stay health ya teman-teman! Kawal terus fikiran agar tetap waras. Dan jangan lupa piknik. Hehee 

4 komentar

  1. Penting banget tahu nih, kadang sehari-hari dapat banyak tekanan...

    BalasHapus
  2. Apapun yang kita rasakan harus bisa diungkapkan dan diekspresikan agar bisa terhindar dari rasa tertekan. Mentel health is number one ya kak

    BalasHapus
  3. Wah iyaa... kdg tekanan2 itu bikin hidup jd ga nyaman ya. Bismillah jaga hati, jaga diri, insyaAllah kits bisa bebas dr tekanan, semangat selalu yg pntg yaa..

    BalasHapus
  4. Tpi gimana ya.. kadang banyak yg gk bisa dijelaskan dengan kata2..
    Akhrnya milih untuk disimpan sendiri...

    BalasHapus

Thanks udah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya. No SARA. Syukron Jazakallah..😊

Komunitas BRT Nerwork

Komunitas BRT Nerwork
Logo Komunitas BRT Network

Komunitas Mama Daring

Komunitas Mama Daring
Logo Mama Daring